Thursday, July 3, 2014

Artikel tentang pertobatan seorang sahabat Nabi Muhammad saw.

Assalamu'alaikum wr wb

Dahulu kala, ada seorang pemuda dari kaum Anshar yang bernama Tsa'labah bin Abdurrahman telah masuk Islam. Ia adalah salah seorang sahabat yang sangat setia melayani Rasulullah Saw. Suatu ketika, Rasulullah Saw. mengutusnya untuk suatu keperluan. Dalam perjalanannya, ia melewati rumah salah seorang dari penduduk Anshar. Tanpa sengaja, tepat saat ia melewati rumah itu, terlihat seorang wanita Anshar sedang mandi. Menyadari hal itu, ia takut akan turun wahyu kepada Rasulullah Saw. menyangkut perbuatannya. Karena itu, ia pun pergi meninggalkan Rasulullah Saw. dan mengasingkan diri.


Tsa'labah menuju ke sebuah gunung yang berada di antara Mekkah dan Madinah serta terus mendakinya. Selama 40 hari, Rasulullah Saw. kehilangan Tsa'labah. Lalu, Jibril turun kepada Nabi Muhammad Saw. dan berkata, "Wahai Muhammad! Sesungguhnya Tuhanmu menyampaikan salam buatmu dan berfirman kepadamu, 'Sesungguhnya seorang  laki-laki dan umatmu berada di gunung ini sedang memohon perlindungan kepada-Ku."

Maka, Nabi Muhammad Saw. berkata, "Wahai Umar dan Salman! Pergilah dan cari Tsa'labah bin Abdurrahman, lalu bawalah ia kemari."

Keduanya pun lalu pergi hingga sampailah mereka menyusuri perbukitan di sekitar Madinah. Dalam pencariannya itu mereka bertemu dengan salah seorang penggembala Madinah yang bernama Dzufafah.

Umar bertanya kepadanya, “Apakah engkau tahu seorang pemuda di antara perbukitan ini?”

Penggembala itu menjawab, “Apakah yang engkau maksud seorang laki-laki yang lari dari neraka Jahanam?”

“Bagaimana engkau tahu bahwa dia lari dari neraka Jahanam?” tanya Umar.

Dzaufafah menjawab, “Karena, apabila malam telah tiba, dia keluar kepada kami dari perbukitan ini dengan meletakkan tangannya di atas kepalanya sambil berkata, “Mengapa tidak cabut saja nyawaku dan Engkau binasakan tubuhku, dan tidak membiarkan aku menanti keputusan-Mu!”

“Ya, dialah yang kami maksud,” tegas Umar.

Akhirnya mereka bertiga pergi bersama-sama.
Ketika malam menjelang, keluarlah dia dari antara perbukitan itu dengan meletakkan tangannya di atas kepalanya sambil berkata, “Wahai Tuhan!, seandainya saja Engkau cabut nyawaku dan Engkau binasakan tubuhku, dan tidak membiarkan aku menanti-nanti keputusan-Mu!”

Lalu Umar menghampirinya dan mendekapnya.

Tsa’labah berkata, “Wahai Umar! Apakah Rasulullah telah mengetahui dosaku?”

“Aku tidak tahu, yg jelas kemarin beliau menyebut-nyebut namamu lalu mengutus aku dan Salman untuk mencarimu.”, jawab Umar.

Tsa’labah berkata, “Wahai Umar! Jangan kau bawa aku menghadap beliau kecuali dia dalam keadaan shalat”

Ketika mereka menemukan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam tengah melakukan shalat, Umar dan Salman radiyalahu ‘anhuma segera mengisi shaf. Tatkala Tsa’labah mendengar bacaan ayat Allah yang dibaca Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam, dia tersungkur dan jatuh pingsan.

Setelah Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam mengucapkan salam, beliau bersabda, “Wahai Umar! Wahai Salman! Apakah yang telah kau lakukan Tsa’labah?”

Keduanya menjawab, “Ini dia, wahai Rasulullah!”

Maka Rasulullah berdiri dan menggerak-gerakkan Tsa’labah yg membuatnya tersadar.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam berkata kepadanya, “Mengapa engkau menghilang dariku?”

Tsa’labah menjawab, “Dosaku, ya Rasulullah!”

Beliau shalallahu ‘alaihi wasalam mengatakan, “Bukankah telah kuajarkan kepadamu suatu ayat yang apat menghapus dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan?”

“Benar, wahai Rasulullah.”, jawab Tsa’labah.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda, “Katakan… Ya Tuhan kami, berilah kami sebahagiaan di dunia dan di akhirat serta peliharalah kami dari azab neraka.” (QS al-Baqarah: 201)

Tsa’labah berkata, “Dosaku wahai Rasulullah, sungguh sangat besar.”

Beliau shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda, “Akan tetapi kalamullah lebih besar.”

Kemudian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam memerintahkan Tsa’labah agar pulang kerumahnya. Di rumah dia jatuh sakit selama delapan hari.

Mendengar Tsa’labah sakit, Salman pun datang menghadap Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam lalu berkata, “Wahai Rasulullah! Masihkah engkau mengingat Tsa’labah? Dia sekarang sedang sakit keras.”

Maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam datang menemuinya dan meletakkan kepala Tsa’labah di atas pangkuan beliau. Akan tetapi Tsa’labah menyingkirkan kepalanya dari pangkuan beliau.

“Mengapa engkau singkirkan kepalamu dari pangkuanku?” tanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam.

“Karena aku penuh dengan dosa.” Jawabnya

Beliau bertanya lagi, “Bagaimana yang engkau rasakan?”

“Seperti dikerubuti semut pada tulang, daging, dan kulitku.” Jawab Tsa’labah.

Beliau bertanya, “Apa yang kau inginkan?”

“Ampunan Tuhanku”, jawabnya.

Maka turunlah Jibril ‘alaihissalam dan berkata, “Wahai Muhammad! Sesungguhnya Tuhanmu mengucapkan salam untukmu dan berfirman kepadamu, `Kalau saja hamba-Ku ini menemui Aku dengan membawa sepenuh bumi kesalahan, niscaya Aku akan temui dia dengan ampunan sepenuh itu pula.’ (HR. Bukhari dan Muslim)

Maka segera Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam membertahukan hal itu kepada Tsa’labah. Mendengar berita itu, terpekiklah Tsa’labah dan langsung meninggal.

Lalu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam memerintahkan agar Tsa’labah segera dimandikan dan dikafani.

Ketika telah selesai menyalatkan, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam berjalan sambil berjingkat-jingkat. Setelah selesai pemakamannya, para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah! Kami lihat engkau berjalan sambil berjingkat-jingkat.”

Beliau shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda, “Demi Zat yang telah mengutus aku sebagai seorang nabi yang sebenarnya! Karena banyaknya malaikat yang turun melayat Tsa’labah.”

Subhanallah… Allahu Akbar!

Kisah Tsa’labah radiyallahu ‘anhu, seorang sahabat yang mulia. Ada banyak hikmah dari kisah ini, terutama keagungan sikap Tsa’labah dalam menyikapi rasa bersalahnya. Sebuah kesalahan yang mungkin dianggap sepele oleh kita, namun tidak untuk seorang Tsa’labah.

Yang dianggap dosa besar oleh Tsa’labah adalah SECARA TIDAK SENGAJA melihat seorang perempuan yang sedang mandi. Ketidaksengajaan ini memicu penyesalan dan taubat Tsa’labah. Subhanallah…

Coba kita renungkan perjalanan taubat Tsa’labah radiyallahu ‘anhu dalam kisah ini.

Langkah pertama adalah ketakutannya akan kuasa Allah subhanahu wa ta’ala. Hal ini mencerminkan betapa Tsa’labah adalah manusia yang ihsan, dimana ia tahu dan yakin walaupun tidak seorangpun yang bersamanya saat itu. Ia tahu dan sadar betul bahwa Allah Maha Mengetahui segala hal yang diperbuatnya walaupun tidak secara sengaja.
Ketakutan Tsa’labah ini menuntun Tsa’labah pada langkah selanjutnya, yaitu penyesalan. Penyesalan yang penuh sujud dan tangis selama 40 hari. Hingga akhirnya Allah subhanahu wa ta’ala mengutus Jibril alaihissalam kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam untuk mengabarkan berita tentang Tsa’labah yang sedang bertaubat di atas pegunungan. Bahkan setelah dijemput, Tsa’labah masih dalam nuansa penyesalan, malu dan takut sehingga ketika ia mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam membaca sebuah ayat dalam sholat ia pingsan. Sebuah penyesalan yang berujung dengan derita sakit, hingga Allah subhanahu wa ta’ala menegaskan ke-agungan-Nya dan memberikan ampunan-Nya kepada Tsa’labah.

Tahap terakhir adalah ampunan Allah subhanahu wa ta’ala terhadap Tsa’labah. Sungguh, sangat terlihat betapa Allah subhanahu wa ta’ala mencintai hamba-hamba-Nya yang bertaubat dan kembali kepada-Nya. Jika seorang hamba sudah bertaubat dan dating kepada Allah dengan membawa dosa seisi dunia, maka akan disambut-Nya dengan ampunan yang seisi dunia pula. Subhanalah… ya Ghofur.. ya Rahiim..

Taubat adalah rizki dari Allah. Sebuah kenikmatan yang sering dilupakan manusia. Allah subhanahu wa ta’ala membuka pintu taubat yang sebesar-besarnya bagi hamba-hamba-Nya yang ingin kembali kepada-Nya. Selama hamba-Nya itu tidak mempersekutukan-Nya, maka nikmat taubat itu ada untuknya. Gratis! Subhanallah…

Adalah sebuah kemuliaan untuk memohon ampun kepada Allah subhanahu wa ta’ala, dan permohonan ampun adalah sebaik-baiknya permohonan. Walahu’alam bishshawwab.

Wassalamu'alaikum wr wb

{ 1 komentar... read them below or add one }

  1. Harrah's Hotel and Casino - Mapyro
    View map 김제 출장마사지 of Harrah's Hotel 파주 출장안마 and Casino, located in 목포 출장안마 the beautiful Las Vegas Strip, 세종특별자치 출장마사지 Las Vegas, Nevada. Find reviews and information for your location in 여주 출장샵

    ReplyDelete

Diam itu emas, tetapi bicara yang bermanfaat lebih baik dari emas.
Berkomentarlah dengan etika.

- Copyright © Iozy Blog -Shinpuru v2- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -